Karena Reaktif Covid, Diduga Diabaikan Perawat Ibu Melahirkan Sendiri di RSUD FL Tobing
Kondisi pasien yang melahirkan tanpa bantuan dokter, karena diabaikan di rumah sakit. Tampak bayi keluar sendiri di tempat tidur. Foto : Facebook/Putri Shalu Amelia. |
Peristiwa ini diduga lantaran buruknya pelayanan di rumah sakit tersebut dengan dalih Covid-19.
Terungkapnya kejadian ini dan viral setelah akun Facebook dengan Putri Shalu Amelia, yang mengaku sebagai adik pasien, mengunggah curhatan tentang apa yang dialami kakaknya. Dia juga membagikan beberapa foto kondisi kakaknya dengan keponakannya yang sudah keluar dari perut dengan ari-ari atau plasenta bayi yang masih berada di tempat tidur.
“Bapak Tumori Solusion, tolong kami pak. Kakak saya diabaikan di RSU sibolga. Ala stengah jam kakak ambo melahirkan tapi dak ada pihak dari RS merespon. Dengan alasan pekara Covid covid dan covid. Dibilang harus dioperasi dan dibiarkan. Sendirian di ruangan. Rupanya tiba-tiba kakak ku melahirkan normal sendiri di kamar. Anaknya sudah keluar pak, tapi ndak ada satupun orang itu merespon. Ala manangi-manangi umak ambo pak menjerit-jerit di RS itu baru datang dokter tu. Dimana keadilan pak? Ikolah suaro hati kami tolong bntu kami pak,” tulisnya, Rabu (12/11/2020).
Curhatan Putri ini memantik reaksi netizen dan telah membagikan postingannya hingga 3 ribuan kali dan dikomentari 900-an orang. Mayoritas mereka mengecam pihak rumah sakit yang tidak melayani pasien dengan baik.
Sementara itu, Putri yang dihubungi awak media, mengakui semua curhatannya itu adalah benar adanya. Dia menyebut kakaknya, D (22) warga Aek Manis, Sibolga Selatan, Sibolga, memang melahirkan dengan kondisi seperti yang diunggahnya.
Diungkapkannya, peristiwa ini berawal saat D mengalami pecah ketuban pada Rabu (11/11/2020) sekira pukul 09.0 WIB. Lalu bidan menyuruh mereka mengambil hasil tes swab ke Puskesmas. Dari keterangan Puskesmas, D dinyatakan positif Covid-19. “Sebenarnya mau kutanya Bang, kalau misalnya positif (Covid-19) kakakku, kenapa sudah kurang lebih dua minggu kakakku tes swab, baru keluar hasilnya. Kalau memang positif kakak kami, kenapa dibiarkan saja, enggak langsung diisolasi kayak yang di tv-tv itu,” bebernya, Kamis (12/11/2020).
Setelah itu, Rabu siang pihak puskesmas merujuk D ke RSUD FL Tobing, Sibolga. Perempuan itu ditemani ibunya, Ernawati Tanjung (49). Sesampainya di sana, pihak rumah sakit menyatakan D harus dioperasi, karena khawatir ada hal buruk terjadi jika bersalin normal. Keluarga pun menyetujui saran rumah sakit.
Petaka mulai saat D di ruangan, karena dia dibiarkan begitu saja. Tim medis beralasan menunggu proses operasi. Melihat kondisi D yang tidak baik-baik saja karena ingin melahirkan, Ernawati berkali-kali memanggil dokter dan perawat yang ada di sana untuk membantu putrinya. Namun, dirinya malah dicueki. D tetap tak ditangani.
Kemudian, Rabu sore sekira 17.00 WIB, Ernawati kaget mendengar putrinya ngedan layaknya orang melahirkan normal. Dia melihat kepala cucunya sudah keluar. Diapun tak punya pilihan selain meminta putrinya pelan-pelan menekan dorongan agar bayinya bisa keluar perlahan. Dan, akhirnya usaha D berhasil. Bayi keluar, bersamaan dengan ari-ari yang tumpah ruah di tempat tidur. “Aku menjerit, tolong-tolong, enggak ada satu pun yang datang,” kenang Ernawati.
Selama 30 menit berlalu, tetap juga tidak ada tim medis yang mau membantu D dan bayinya. Seketika itula salah satu menantu Ernawati yang juga hadir di sana mengabadikannya dengan handphone. “Cuma ada satu bapak-bapak yang bantu, tapi sepertinya bagian Covid dia. Dibilangnya, ini enggak bagianku, aku enggak tahu ini. Dialah yang menolong ke sana ke mari,” ujarnya.
Ernawati cemas saat melihat kondisi cucunya yang baru lahir menggigil, tapi perawat tak juga mau datang. Dia pun memberanikan diri membalut bayi itu dengan kain.
Tak lama berselang datanglah seorang dokter. “Dia yang membantu memotong plasenta dan menjahit, karena ada yang robek katanya. Dokter itu sempat marah pada perawat. Namun mereka mengalihkan kesalahan itu kepada IGD,” jelasnya.
Saat itu, si dokter bilang bayi harus ditangani dokter anak. Namun, setelah dia pergi, tetap tidak ada yang merawat bayi maupun ibunya. Setelah sempat ricuh, barulah bayi itu dibawa ke ruang perawatan.
Namun, D tetap dibiarkan di atas tempat tidur. Ernawati akhirnya menghubungi kerabatnya yang berprofesi sebagai bidan di Pondok Batu, Sarudik, Tapanuli Tengah, untuk datang membantu. Dialah yang akhirnya membersihkan dan merawat D.
Keluarga Ernawati mengaku sangat kecewa dengan kejadian ini. Mereka akhirnya memilih pulang malam itu juga. “Ada pihak rumah sakit yang datang dan bilang, ‘minta maaflah kami Bu, segala macam. Biarlah pasien di sini dulu, kami jaga, kami turunkan bidan atau perawat menjaga 24 jam’. Kubilang enggak perlu lagi kami penanganan kalian. Bukan saat ini saya butuh kalian. Tadi saya butuh, tapi saya diabaikan,” tegasnya.
Ernawati mengatakan keluarganya bukan mau menjelekkan rumah sakit dengan memviralkan kejadian itu. Namun, mereka ingin kejadian tersebut tak lagi terulang ke pasien lain. “Karena enggak ada pelayanan, sementang kami orang susah jadi semena-mena orang itu menangani pasien. Kita bukan mau menjelekkan rumah sakit, tapi supaya jangan terjadi ke orang lain. Sakit sekali dibegitukan,” sebut Putri.
Saat ini, Ernawati menjelaskan cucu dan putrinya dalam kondisi baik.
Sementara itu, Dirut RSUD FL Tobing, Hotma Nauli Hutagalung menjelaskan kepada sejumlah media bahwa peristiwa ini terjadi lantaran miskomunikasi. Dia mengklaim pasien bukan diabaikan, tapi sedang diisolasi dan menunggu proses operasi setelah rapid testnya menunjukkan hasil reaktif.
Hotma mengatakan sejatinya ada lima perawat yang menjaga saat itu, namun pasien melahirkan saat perawat keluar ruangan. Hal inipun telah dibantah pihak keluarga, yang memastikan pihaknya diabaikan saat memanggil perawat untuk membantu persalinan D. (sumut)
Belum ada Komentar untuk "Karena Reaktif Covid, Diduga Diabaikan Perawat Ibu Melahirkan Sendiri di RSUD FL Tobing"
Posting Komentar